Hadi-Pras dan Journey KS Juara Bentang Jawa 2022

Sepeda aero gravel/allroad terbaru Wdnsdy Bike, Journey KS, kembali meraih sukses mengagumkan. Sepeda itu berhasil membantu duet Trihadi Siswanto dan Mikhael Prastowo Yuliarso menjadi juara even ultra endurance Bentang Jawa 2022, di kategori Team/Pair.

Mereka berhasil menaklukkan rute hampir 1.500 km dalam waktu 123 jam dan 23 menit, memecahkan rekor team dari tahun sebelumnya. Start di Pandeglang, Banten, pada Minggu pagi, 14 Agustus, mereka mencapai finis di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Jumat pagi, 19 Agustus.

 

 

Ini adalah debut di Bentang Jawa untuk Hadi dan Pras (dan Journey KS!). Mereka memiliki latar belakang yang mirip. Sama-sama doyan balapan. Namun di disiplin road. Mengikuti unsupported ultra cycling race seperti Bentang Jawa menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bagi keduanya.

 

 

Tentu saja, perjalanan di Bentang Jawa ini tidak semulus yang diharapkan. Hadi Tombro (sapaan akrabnya) bercerita, sekitar empat kilometer dari titik start di Pandeglang, bike computer miliknya tiba-tiba tidak bisa digunakan. Alhasil mereka meneruskan perjalanan hanya dengan satu cyclo computer milik Pras.

 

 

Ketika memasuki km 260, giliran bike computer milik Pras yang mati. Mereka sempat panik. Sebab ini bisa membuat mereka tidak bisa mengikuti navigasi. Hadi pun berinisiatif untuk kembali mengutak-atik miliknya. Untungnya, kali ini berhasil dihidupkan.

"Sedangkan milik Mas Pras masih tidak bisa digunakan. Minta di-update lewat PC atau laptop. Itu yang membuat kami kurang tenang sepanjang perjalanan. Akhirnya kami putuskan istirahat dulu di km 295 di daerah Swakarya. Setelah tidur dan pikiran sudah fresh, kami jalan lagi dengan satu Garmin milik saya," cerita Hadi.

 

 

Pasangan ini akhirnya melanjutkan perjalanan di Bentang Jawa dengan satu bike computer milik Hadi saja. Cyclist asal Sidoarjo itu juga banyak mengambil peran sebagai "tukang tarik." Saat ia lelah, giliran Pras yang berada di depan. Hadi yang berada di belakang tetap bertugas sebagai petunjuk arah.

Masalah lain datang pada hari ketiga. Saat Hadi dan Pras melewati sebuah kawasan hutan di kawasan Imogiri, baterai grupset Di2 Shimano milik Pras tiba-tiba habis. Alhasil ia tidak bisa memindah gigi. Problem ini membuat Pras harus gowes selama kurang lebih 50 kilometer tanpa memindah gir. Selain itu, mereka harus berhenti selama dua jam untuk mengisi ulang baterainya.

 

 

Soal sepeda sendiri, Hadi mengaku sangat senang bisa menunggangi Journey KS. "Sepeda ini mantap untuk speed dan nyaman sekali. Top banget. Saya juga sempat ngobrol dengan Mas Pras soal Journey KS ini. Komentarnya juga sama. Mas Pras juga merasa cocok dengan sepeda ini. Journey KS ini nyaman sekali, termasuk untuk ultra cycling seperti Bentang Jawa," paparnya.

Pada akhirnya, mereka memang unggul jauh dari pesaing lain di kategori Team. Itu juga berkat strategi baru setelah tiba di checkpoint kedua di Blitar. Dari situ, mereka berencana tidak tidur hingga mencapai finis di Banyuwangi. Planning ini berjalan hampir sempurna. Mereka praktis hanya tidur singkat selama tiga kali sepuluh menit pada leg terakhir event ini.

Pras mengaku sangat beruntung karena berpasangan dengan Hadi Tombro, yang siap berperan sebagai tukang tarik di medan datar. Pras juga juga memuji kehebatan pasangannya itu saat nanjak ke Bromo via Jemplang. Ketika peserta lain, termasuk empat finisher pertama, harus turun dari sepeda, Hadi tetap mengayuh pedal di atas sadel.

 

 

"Saya nuntun sepeda waktu nanjak di Bromo itu saja. Tapi Tombro tidak nuntun. Bahkan ia sempat membeli pisang satu sisir. Ditaruh di bagian depan sepedanya. Kan itu menambah beban di sepedanya. Namun Tombro tetap tidak turun dari sepeda. Jalan terus," ungkap Pras.

Hadi menimpali, sebenarnya ia membeli pisang satu sisir untuk memberi makan monyet yang ada di sekitar jalan saat nanjak ke Bromo. Dalam perjalanannya, pisang itu justru ia makan sendiri. Hingga tinggal separuh. "Saya makan sendiri pisangnya, daripada saya kram," ungkap Hadi seraya tertawa.

 

 

Setelah debut yang berujung juara di kategori tim ini, Hadi berniat untuk mengulanginya lagi tahun depan. Ia mendapatkan banyak pelajaran berharga tahun ini. Utamanya tentang ultra cycling race. Ia merasa bisa tampil lebih baik lagi ke depannya. (*)