Wdnsdy Tampil dan Menang di Ajang Profesional Amerika

Walau relatif baru, sepeda Wdnsdy berani bertarung di arena balap tertinggi di Amerika Serikat. Selama dua musim, sepeda Wdnsdy AJ1 menjadi andalan tim profesional perempuan, Point S-Nokian, mengikuti lomba-lomba paling bergengsi di negeri Paman Sam.

Menurut Azrul Ananda, founder Wdnsdy bersama John Boemihardjo, kerja sama dengan tim profesional Amerika ini menegaskan misi perusahaannya. Yaitu untuk memproduksi frame kelas dunia, dengan kualitas terbaik. Mereka tidak mau sekadar tampil di balapan-balapan nasional. Mereka berani langsung terjun di Amerika.

"Ini menunjukkan keseriusan Wdnsdy di arena cycling. Frame AJ1 telah mengantongi sertifikasi UCI, layak tampil di arena balap kelas dunia. Kami ingin membuktikan kalau sepeda desain Indonesia bisa kompetitif di tingkat dunia," tegas Azrul.

Azrul Ananda dan John Boemihardjo bersama tim Point S-Nokian di even Colorado Classics, Amerika Serikat tahun 2018.

Alasan mensponsori tim profesional perempuan, tambah Azrul, merupakan konsekuensi dari mengembangkan sepeda dengan "ukuran" Asia dan Indonesia. Sepeda AJ1 ukuran paling besar "hanya" 56, sedangkan tim-tim profesional laki-laki di negara barat banyak membutuhkan size 58, bahkan 60 dan lebih besar.

"Tapi ternyata frame AJ1 justru sempurna untuk tim profesional perempuan. Karena geometrinya justru ideal untuk para pembalap Point S-Nokian," imbuh Azrul.

Molly Cameron, bos Point S-Nokian yang juga legenda cyclocross di Amerika, membenarkan sepeda-sepeda Wdnsdy cocok untuk timnya. "(Sebelum berlomba) Atlet-atlet kami telah menunggangi sepeda Wdnsdy selama beberapa pekan, dan mereka langsung takjub. Sepeda AJ1 sangat nyaman dan responsif. Handling-nya stabil. Para mekanik kami juga senang karena sepeda itu begitu mudah untuk dikerjakan. Wdnsdy telah melakukan hal-hal baik, dan melakukannya dengan baik!" puji Cameron, yang berbasis di Portland, Oregon.

Selama 2018 dan 2019, kerja sama ini memberi kebanggaan bagi Azrul dan John Boemihardjo. Mereka bisa melihat sepeda Wdnsdy berlaga di lomba-lomba paling bergengsi. Seperti Colorado Classics dan kejuaraan nasional profesional Amerika Serikat. Tidak tanggung-tanggung, melawan bintang-bintang terbesar Amerika, bahkan dunia. Termasuk para juara dunia.

Warna "racing" AJ1 yang menyala, kuning chartreuse, begitu mudah terlihat di arena lomba dan tayangan langsung televisi di sana. "Kadang kami sulit mempercayainya. Ada sepeda merek Indonesia di tengah-tengah kompetisi sebesar itu," kata John Boemihardjo.

Apalagi, Point S-Nokian punya deretan sponsor bergengsi lain. Seperti grupset Shimano, wheelset dan komponen Enve, sadel Fabric, power meter Stages, dan ban Challenge.

Tidak disangka pula, sejumlah hasil baik diraih Point S-Nokian. Catatan kemenangan perdana diraih di awal 2018. Nicole Pressprich berhasil finis perdana di Louisville Criterium di Boulder, Colorado. Sejumlah kemenangan lain menyusul, tapi kemenangan pertama selalu memberi kebanggaan.

Nicole Pressprich juara Louisville Criterium di Boulder, Colorado.

Hasil istimewa lain: Pembalap muda Point S-Nokian, Sophie Russenberger, pada 2018 berhasil meraih Medali Perak (runner-up) di Kejuaraan Nasional Road Race tingkat Perguruan Tinggi Amerika Serikat. Dia meraihnya di rute menanjak di Colorado. Dia menunggangi Wdnsdy AJ1 membela Fort Lewis Skyhawk College, Colorado.

Kemudian, Melanie Wong berhasil masuk top ten overall di Tour of America's Dairyland (ToAD). Lomba itu berlangsung 11 hari berturut-turut, dan setiap hari Wong sukses meraih poin.

Melanie Wong di Tour of America's Dairyland (ToAD).

Hasil lebih istimewa sebenarnya menanti di kategori Women Elite, Kejuaraan Nasional Road Race Amerika. Pembalap senior Point S-Nokian, Beth Ann Orton, terus berada di kelompok terdepan hingga km-km akhir lomba. Finis lima besar ada di depan mata. Namun, dia terlibat kecelakaan karena mobil polisi pengawal lomba berhenti di posisi yang salah.

Sayangnya, pandemi Covid-19 menghentikan hampir semua ajang lomba di Amerika pada 2020. "Pengalaman mensponsori tim di Amerika ini memberi kami banyak kenangan dan pelajaran penting. Ada banyak masukan untuk mengembangkan sepeda-sepeda berikutnya yang lebih baik lagi," pungkas Azrul Ananda. (*)